Sabtu, 09 Februari 2013

Terapi Galau

Judul: Obat Hati; Menyehatkan Ruhani dengan Ajaran Islami
Penulis: Khairunnas Rajab
Penerbit: Pustaka Pesantren, Yogyakarta
Cetakan: 1 Agustus
Tebal: xvi + 138 Halaman
ISBN: 979-8452-79-8
Peresensi: M. Kamil Akhyari *)

Istilah yang sangat populer belakangan ini di negeri ini, khususnya dikalangan remaja, kata galau. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, galau diartikan dengan pikiran kacau tidak karuan. Kekacawan pikiran disebabkan oleh keadaan jiwa yang sedang resah dan gelisah. Tentu banyak sekali faktor yang membuat hati tidak tenang sehingga menimbulkan kegalauan.

Setiap hari kita disodorkan realitas sosial betapa negeri ini sudah mengidap penyakit galau. Sebutlah misalnya, tauran antar pelajar, antar warga, dan tauran antar pejabat. Ketegangan yang jamak kita saksikan tiap hari bukti nyata masyarakat di negeri ini sedang resah dan gelisah menjalani kehidupan. Tentu banyak faktor yang membuat gelisah.

Demi terciptanya hidup tenang dan damai, ketegangan dan letupan-letupan yang berpotensi mengarah pada perilaku menyimpang yang dapat mengobarkan konflik mendesak untuk dicarikan jalan keluar. Jika tidak segera ditemukan cara penyelesaikan yang damai, kekacawan pikiran dan kegelisah jiwa akan makin memperparah masa depan keamanan negeri ini.

Karna penyakit yang satu ini berkaitan dengan psikis manusia, pengobatannya tentu pula harus melalui pendekatan kejiwaan. Ilmu yang secara khusus mendalami pengobatan hati disebut psikoterapi, cabang psikologi. Yang membedakan keduanya, psikologi menekankan pembahasan pada gejalan dan sebab-sebab seseorang berbuat sesuatu, sedangkan psikoterapi lebih pada proses perawatan dan pengobatan.

Teori psikoterapi Barat telah banyak kita jumpai. Namun, bagaimana dengan psikoterapi Islam? Adakah ayat-ayat Al Quran dan Hadits psikoterapi? Pembaca akan menemukan jawabannya setelah membaca buku Obat Hati: Menyehatkan Ruhani dengan Ajaran Islam. Psikoterapi Islami yang ditawarkan Khairunnas Rajab tidak perlu diragukan nilai ilmiahnya. Pasalnya, buku tersebut disarikan dari hasil penelitian disertasi di University of Malaya, Malaysia, dengan setting penelitian Pondok Pesantren Inabah, Suryalaya, yang telah menyembuhkan ribuan orang galau.

Iman, Islam dan Ihsan

Setiap orang yang mengaku Muslim tentu tahu dan hafal rukun iman yang enam, rukun Islam yang lima dan rukun ihsan yang satu. Namun, tidak sedikit yang merasakan manfaat dimensi-dimensi bangunan agama Islam tersebut sebagai terapi untuk kesehatan hati agar terhindar dari kegalauan. Bukti belum banyak orang yang mengamalkan ajaran Islam secara sempurna ditandai dengan masih banyaknya orang galau di negeri ini. Kita tahu, penduduk Indonesia mayoitas Muslim.

Iman kepada Allah, malaikat, kitab, utusan (rasul), hari akhir, dan takdir terkesan ringan dan mudah, dan tidak berdampak signifikan terhadap kesehatan jiwa. Padahal, dengan psikoterapi iman dapat merawat hati dalam kestabilan, ketenangan, ketentraman, mewujudkan keamanan, menjunjung tinggi solidaritas sosial, keselamatan dan kebahagiaan antar sesama (hal. 25-57).

Demikian juga dengan rukun Islam. Melafalkan kalimat syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji tak hanya sekedar membayar kewajiban dan terima kasih kepada Allah. Ibadah yang dilakukan dengan benar dapat dijadikan alternatif yang bisa merawat dan mengobati gangguan psikologis. Melalui sholat akan menjaga yang melaksanakannya tergelincir dari kemungkaran (hal. 66-73), zakat bisa menentramkan jiwa tanpa memikirkan apa yang akan dimakan setiap harinya (hal. 74-78), puasa dapat menumbuhkembangkan kesehatan mental dalam menghadapi rintangan zaman yang semakin sulit dan rumit (hal. 79-83), haji bisa mengikis penyakit sombong, munafik, congkak dan dengki (hal. 84-88). Dengan demikian, rukun Islam salah satu metode psikoterapi Islam dalam kesehatan mental.

Lebih-lebih tasawuf yang menjadi jalan para sufi dalam mencapai kejernihan hati dalam mengabdi kepada Allah. Penyucian jiwa tak hanya sebatas metode mendekatkan diri pada Allah, melainkan pula dapat dipahami sebagai proses integrasi diri dengan orang lain dan alam lingkungan (hal. 128). Dengan demikian, orang yang selalu merasa melihat atau dilihat Allah akan selalu menjalin hubungan baik dengan orang lain dan menjaga kekayaan alam yang Allah telah anugerahkan untuk keberlangsungan hidup sekarang dan generasi yang akan datang .

Psikoterapi islami yang ditawarkan Khairunnas Rajab secara ilmiah semakin menguatkan janji Allah: siapapun yang selalu dekat dengan-Nya tidak akan pernah galau (SQ. Ar-Rad: 28). Wallahu a'lam.

*) Guru Tasawuf di SMK Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep.